I
LOVE YOU
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). “ (Q.SAli-Imran : 14)
Cinta adalah
suatu tema yang besar dan tak habis-habisnya dibahas dimanapun, kapan pun, dan
dengan siapapun. Sepertinya cinta itu terlihat sederhana, karena hampir sehari-hari
kia menemukan masalah cinta. Namun sebenarnya cinta itu juga sangat kompleks.
Sehingga kadang kala hampir sepersekian masalah disebabkan karena cinta. Cinta memiliki makna yang sangat luas
(universal) dan hingga kini para pakar sekalipun belum mampu memuaskan untuk
mendefinisikan cinta.
Beberapa
definisi yang dapat kita ambil antara lain :
ü Cinta => hasrat, keinginan, dan harapan
ü Cinta => perubahan rasa (….kucing terasa coklat)
ü Cinta itu abstrak, tidak dapat dilihat bahkan tidak dapat
dimengerti, kog bisa begini dan begitu, pokoknya penuh rasa yang tidak karuan.
Dan ternyata kita merupakan juga “hasil kerja” cinta.
Lalu bagaimana islam memandang CINTA? Dan bagaimana dengan kita?
Cinta itu
merupakan fitrah manusia (Q.S Ali-Imran : 14) yang tidak bisa ditolak
keberadaaanya, seperti juga benci, senang, bahagia, dan lain-lain. Cinta adalah
anungrah dari Allah, maka ia merupakan pemberian (Rahmat) dari Allah, so ndak
usah dicari-cari mah datang sendiri. Sehingga kita harus berhati-hati betul
dalam mengelola cinta tersebut.
Cinta VS Tauhid
Lalu apa
hubungannya cinta dengan tauhid segala???
Ya ada dong!!!
Kenapa tidak???
Gini :
“ Kita belum dikatakan
beriman betul ketika kita belum mengenal dan mencintai ALLAH SWT. Lha dasar dari Iman itu adalah Cinta pada Allah
(Mahabatullah). Maka harus kita pelajari, fahami, dan wujudkan betul
Mahabatullah ini “
Coba Simak :
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
(Q.S At-Taubah : 24 )
Dalam bukunya
Menguji Kecerdasan Cinta berdasarkan ayat diatas Didik Purwodarsono menyusun
hirarki cinta kita untuk :
1. Allah S.W.T
2. Rasulullah S.A.W
3. Jihad Fii Sabilillah
4. Orang tua
5. Anak-anak
6. Saudara kandung
7. Suami-Istri
8. Kaum kerabat
9. Harta kekayaan
10. Pekerjaan, Bisnis, dan Profesi
11. Rumah
Sehingga
prioritas cinta yang pertama jelas pada Allah dan yang dicintai Allah sebelum
pada yang lain.
Cinta Ikhwan VS Akhwat (Rasa Paling Seru …!!!)
Dalam musnad ahmad bin hanbal dari hadits uqbah bin Amir Al-Juhany
R.A, Rasulullah S.A.W bersabda “Rabbmu merasa heran terhadap pemuda yang tidak
mempunyai rasa cinta”.
Jelas bahwa juga
ini merupakan fitrah, tetapi yang harus kita ingat, I.N.G.A.T adalah
bagaimanapun mengelola rasa cinta itu dalam rangka taat pada ALLAH S.W.T.
Dengan demikian
kata kuncinya adalah “memperhatikan syariatnya”.
Yaitu :
1. Menikah
“ Wahai para pemuda, jika salah seorang diantara kalian mempu
menikah, maka menikahlah karena pernikahan lebih mampu menahan pandangan
dan kelamuan ”
2. Shaum
“ Dan barangsiapa yang belum sanggup menikah hendaklah ia berpuasa
karena puasa memiliki penawar “
Hubungan Ikhwan VS Akhwat
Lalu bagaimana
ketika kita ada suatu keperluan denga lawan jenis / bagaimana agar kita tidak
terjebak melanggar syariat ketika harus berhubungan dengan lawan jenis. Maka :
1. Jaga pandangan
2. Menutup aurat
3. Suara dan gaya wajar
4. Jangan berkhalwat
5. Hindari Kontak fisik
6. Jaga hati
Sehingga
sesungguhnya cinta itu harus karena Allah dalam taat pada Allah dan dengan
syariat Allah, puncaknya adalah “Mahabatullah”
So, ada apa
dengan cinta ???
Jawabannya =>
silahkan baca kembali dari awal ……. J
Artikel Terkait