Pernahkah iri melihat teman yang memiliki gadget terbaru? Membeli tas yang mahal? Atau sekadar baju yang sedang tren? Rasa iri memang wajar karena sebagai manusia kita memiliki nafsu yang tidak pernah puas. Namun sebagai manusia kita juga diberikan akal untuk mengendalikan nafsu tersebut.
Bila menuruti
keinginan nafsu, ingin rasanya kita membeli apapun yang kita mau. Makan
yang mewah setiap hari, baju yang up-date setiap minggu, gadget canggih
setiap bulan, mungkin sepatu yang mahal setiap saat. Namun pemborosan
seperti itu sangat tidak disukai Islam dan merupakan sifat syaitan. Seperti firman Allah SWT :
“ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Israa' Ayat : 27)
Teladan Rasulullah
Dikisahkan dalam hadist Imam Bukhari dan Imam Muslim pada suatu saat Rasulullah berkata kepada Aisyah ra kepada keponakannya ‘Urwah.
“Telah
berlalu atas kami bulan baru, bulan baru, bulan baru (3 bulan)
sementara tidak pernah menyala api di dapur rumah Nabi dan keluarganya,
maka ditanyakan oleh ‘Urwah: Wahai bibinda maka dengan apa kalian makan?
Dijawab : Dengan air dan kurma.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadist lain juga disebutkan Umar ra:
“Saya
masuk ke dalam rumah Nabi saw, sedang ia bertelekan pada sebuah tikar
kasar sehingga berbekas pada tubuhnya, maka aku melihat pada
perabotannya hanya kulihat segenggam tepung sebanyak 1 sha’.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari hadist tersebut jelas bahwa Rasulullah yang kita junjung menganut hidup sederhana, padahal beliau mampu melakukan hal lebih dari itu. Lalu apakah kita diajarkan untuk hidup miskin dan tidak bekerja keras?
Tentu saja tidak, Islam mengajarkan kita untuk hidup sederhana, bukan miskin, bukan kikir, bukan pula berfoya-foya menghambur-hamburkan rezeki. Hal ini tersirat dalam firman Allah SWT :
“Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir,
dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS.Al- Furqon:67)
Belajar hidup sederhana
Belajar hidup sederhana memang tidak mudah, apalagi bila kita dapat dengan mudah membeli semuanya, entah difasilitasi orang tua atau membeli sendiri. Namun dengan latihan dan selalu memahami pentingnya hidup sederhana, bukan tidak mungkin bila hidup sederhana dapat kita terapkan untuk diri sendiri bahkan kelak keturunan kita. Bagaimana memulai langkah hidup sederhana?
1. Melihat ke bawah
Untuk urusan ibadah, kita wajib melihat ke atas agar terpacu untuk beribadah lebih baik. Namun untuk urusan harta, hendaklah kita lebih banyak melihat ke bawah agar dapat mensyukuri dengan apa yang telah kita peroleh.
Bila kita hanya dapat makan dengan sayur dan tempe, jangan bersedih karena masih banyak yang tidak dapat
makan setiap hari. Asal memenuhi syarat gizi dan diperoleh dengan baik, maka hal tersebut sudah cukup.
2. Bersyukur
Apapun keadaan yang kita terima, hendaklah selalu berusaha bersyukur. Memang bukan hal yang mudah, apalagi bila kita merasa kekurangan. Namun bersyukurlah agar merasa cukup, bukan merasa cukup dulu baru bersyukur. Karena pada hakikatnya manusia tidak akan pernah merasa cukup. Ada kebahagiaan dari setiap rasa syukur.
3. Bedakan kebutuhan dan keinginan
Seringkali kita membeli barang hanya karena ingin atau ikut-ikutan. Teman membeli handphone terbaru, kita langsung ikut membeli padahal tidak membutuhkannya.
Coba belajar melihat dengan seksama sebelum membeli, apakah barang yang kita gunakan sekarang sudah tidak layak pakai sehingga harus membeli yang baru? Bila memang dirasakan betul-betul butuh, silakan membeli
yang baru, namun bila masih layak, lebih baik gunakan saja yang ada.
4. Ingat akhirat
Setiap rezeki yang kita peroleh, suatu saat di akhirat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya telah dibelanjakan ke mana. Dengan mengingat hal tersebut, maka kita akan lebih hati-hati dalam membelanjakan uang saku atau gaji kita. Tidak malu sama Allah SWT bila kita boros?
5. Sedekah
Banyak atau sedikit rezeki yang kita peroleh, jangan lupa untuk sedekah. Selain untuk membersihkan harta, sedekah juga akan membantu kita untuk lebih peka terhadap sesama sehingga mengurangi sifat boros.
sumber : http://lebaran.com
Artikel Terkait