Gempa bumi tektonik adalah salah
satu bencana alam yang kerap terjadi di seluruh permukaan bumi. Menurut para
ahli, gempa bumi jenis ini terjadi akibat tumpukan antar lempengan-lempengan
bumi. Energi yang terlepas sat terjadi tumbukan akan mengakibatkan goncangan
dipermukaan bumi.
Teori pergerakan benua mulai
dikenal sejak awal ke-20. Seorang ilmuwan Jerman yang bernama Alfred Wegener
mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa awal-awal
bumi. Namun bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisa ketika mereka
bergerak saling menjauhi.
Menurut Wegener, pada awalnya
bumi hanya memiliki sebuah daratan luas yang berada dikutub selatan. Daratan
ini disebut Pangaea. Selama berjuta tahun, benua pangaea terpecah menjadi
beberpa bagian dan bergerak saling menjauhi. Bentuk permukaan bumi yang
sekarang adalah hasil dari pergerakan tersebut.
Namun, gerakan-gerakan permukaan
bumi belumlah berhenti. Permukaan bumi atau disebut juga kerak bumi adalah
bagian terluar dari planet bumi yang sangat keras. Tebalnya hanya sekitar 5-70
kilometer. Bandingkan dengan diameter bumi yang mencapai 12.756 kilometer.
Dibawah kerak bumi terdapat
cairan magma yang terus bergolak. Sehingga kerak bumi seperti lapisan keras
yang mengapung diatas cairan magma.
Inilah yang menyebabkan permukaan bumi terus bergerak. Ilmuwan modern
mengemukakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua”
untuk gerakan ini. Pergerakan lempeng-lempeng bumi memiliki kecepatan 1-5 cm
per tahunnya.
Dan Sang Pencipta Bumi, Allah
telah menetapkan sebelumnya, bahwa gunung-gunung yang terlihat diam sebenarnya
terus bergerak seperti berjalannya awan.
“Dan kamu lihat
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S An-Naml : 88)
Artikel Terkait