Ayam? Benar-benar ayam?
Kok bukan Sunan siapa gitu atau kalau berani lebih heboh, ketemu
Rasulullah. Ayam sehebat apa yang bisa membuat beliau masuk Islam?
Benar-benar ayam, lanjutnya. Jangan dulu tertawa dengan mimpi saya
yang aneh. Benar, ayam. Saya tidak bermimpi bertemu Rasulullah, orang
berjubah putih, atau gadis cantik yang pakai jilbab.
Lantas, apa istimewanya ayam ini? Masih mending kalau mimpinya ketemu
gadis memakai kerudung seperti yang suka di pajang pada banderol jilbab.
Ayam ini bisa ngomong.
Ooo... bisa ngomong, kayak film kartun dooong? Terus, apa kaitannya dengan Islam?
Ayam itu berkata kepada saya, bacalah ayat-ayat Tuhan yang ada pada lututmu.
Entahlah, mungkin karena agak-agak seperti dongeng fabel ini, maka saya menjadi tertarik.
Lutut?, lanjut sang Ustadz.
Tidak ada ayat apapun dalam lulut saya, begitu bantah saya pada si
ayam. Lantas ayam itu melanjutkan kalimatnya, Tidakkah kau perhatikan
perbedaan antara lutut ayam dan dan lutut manusia? Perhatikanlah wahai
manusia dan bacalah. Tempurung lutut kalian diciptakan Tuhan dan
diletakkan didepan, berbeda dengan lutut ayam yang diletakkan
dibelakang. Itu disebabkan karena kalian tidak diperintahkan untuk
mengeram. Ayam diperintahkan untuk mengeram sehingga tubuhnya
disempurnakan untuk melaksanakan tugas itu. Cukup lama saya memikirkan
kalimat ayam itu sebelum kemudian saya bertanya, Lantas, apa yang
diperintahkan pada manusia yang memiliki lutut didepan?
Wah, ini yang membuat saya mulai tertarik. Kenapa?
Lantas apa jawaban si ayam?
Ayam itu, lanjut beliau.
Mengatakan, kepada manusia, Tuhan memerintahkan untuk rukuk dan
sujud. Itulah kenapa lutut kalian diletakkan didepan, bentuk
kesempurnaan penciptaan dimana susunan yang demikian adalah untuk
melaksanakan perintah rukuk dan sujud.
Subhanallah... betapa saya selama ini tak pernah membaca ayat yang
begitu indah. Lantas, berapa banyak lagi ayat yang belum dan tidak
terbaca oleh pikiran saya yang lemah ini?
Sungguh ilmu dan ayat Allah tak akan selesai ditulis kendati laut
diubah menjadi tinta dan digunakan untuk menulisnya, bahkan jika
didatangkan satu laut lagi sebagai tinta, dan satu laut lagi sebagai
tinta dan...
Allah, pandangMu sajalah pandang yang tak terhalang. IlmuMu sajalah
ilmu yang tak berujung. Setiap yang didapati pada manusia, hanyalah
seper sekian debuMu. Ampunilah kesombongan dan kelemahan kami, Amin.
Diceritakan oleh Sakti Wibowo di mailist Islami.
sumber : blog gaul-gaul
Artikel Terkait